Home · Cerpen · Puisi · Essai

cerpen : HUJAN, SENJA DAN CINTA


Hujan sering turun dalam gelap dan selalu saja menemani sepiku.
Hujan yang begitu riang,tertawa dan senantiasa mengantarkan kedamaian.
Rintiknya yg selalu membawa irama syahdu di telingaku menemani kesunyian dan kekosongan hatiku.
Mungkin aneh,tetapi hujan selalu saja memberiku kesempatan untuk menemui seseorang. Menunggu di antara detik suara hujan dan hati yang merindu kedatangannya.
Seperti saat ini.
Di depan teras rumahku rinai hujan berguguran sungguh nikmat seperti alunan nada-nada biola yang dimainkan dengan lihai oleh tangan ahli seseorang. Mataku tak henti hentinya menyudutkan pandangan diujung jalan lorong itu, menunggu ya menunggu dia hujan yg menjelma seseorang  dan menembus hujan menemuiku.
Mata bulat dan bibir merah dengan penuh kedinginan mengulas senyum menghampiriku.
Aku mendengar suara langkahnya menuju tempatku.
Ia menatapku,dan aku balas menatapnya. Ku ulurkan tanganku mencari tangannya dan kini jantungnya berdegup sangat kencang.
Aku menggenggam tangannya,ia memelukku kami berdiri waktu seakan-akan terhenti namun jiwaku terasa tenteram dan hatiku damai.
Kemudian mulutnya menyentuh telingaku lalu berucap "terima kasih masih setia menungguku"
"aku akan selalu disini menunggumu,terima kasih kau selalu menepati janjimu"balasku
"aku akan selalu datang setiap hujan karena hujan adalah kita"ucapnya dengan suara lembut.
Aku tersenyum
"sayang,jika hujan seperti ini aku seperti menggambarkan kembali kisah kita pada ilalang di taman kota kala itu.Duduk di bawah cahaya bulan menyaksikanmu memainkan biola dengan air mata yang mengalir dalam nada-nadanya”
"aku menikmati pertemuan ini sayang,menatap matamu,menyentuh bibirmu,menikmati senyummu pada pertemuan yg menghapus jarak kerinduan kita dan hanya menyisakan matamu dan mataku yang saling mencium kenangan kita"
ahh hujan sudah mulai redup sayang itu tandanya aku sudah harus pergi "katanya
sedih,seperti tak ingin melepaskannya,hanya ingin menatapnya memeluknya dengan penuh kehangatan.

"kekasihku,aku akan kembali. Jika esok hujan tak turun.izinkan aku menemuimu saat senja.
Aku akan kembali karena aku dan jiwaku tak akan pernah pergi jauh selain diantara hati dan matamu.
Tunggu aku disini sayang,tepat di tempat aku meneteskan satu tetes air mata kerinduanku padamu 'AKU MENCINTAIMU' Bisiknya padaku.
Dia telah pergi bersama kenangan.
Aku membuka mata.
Ahh ini hanya kegilaanku,imajinasi dan khayalanku yang terlalu tinggi,menghadirkan sosokmu membawaku terbang disudut rasa yg menyesaki setiap ruang kosong di dalam hatiku.
Selamat jalan kekasihku.
Aku yakin kau akan datang dalam kenyataan saat hujan atau senja membawa sekuntum mawar dan puisi untukku di tempat kau pertaama kali meneteskan air mata kerinduanmu padaku.
Begitu janjimu dalam imajinasiku.
Aku percaya itu.

Barombong, 1 Desember 2014


Artikel keren lainnya:

1 Tanggapan untuk "cerpen : HUJAN, SENJA DAN CINTA"

Back to top