Bulan Desember adalah bulan yang istimewa untuk para perempuan untuk para ibu di
dunia, karena pada saat itu, tepatnya tanggal 22 Desember adalah tanggal memperingati hari ibu
sedunia.
Pada peringatan hari ibu tahun ini, para perempuan diharapkan mampu menjadikan
momentum hari ibu sebagai bahan refleksi, intropeksi dan renungan bagi semua agar terus
berinovasi dan berkreasi memajukan kiprah perempuan sehingga mampu sebagai agent of
change di semua bidang pembangunan serta turut berpartisipasi sebagai agen perubahan yang
turut memberikan kontribusi positif dalam berbagai isu di dunia, seperti politik, ekonomi,
kesehatan, dan lain-lain.
Peranan perempuan dalam pembangunan adalah hak dan kewajiban yang dijalankan oleh
perempuan pada status atau kedudukan tertentu dalam pembangunan, baik pembangunan di
bidang politik, ekonomi, sosial budaya maupun pembangunan di bidang pertahanan dan
keamanan, baik di dalam keluarga maupun di dalam masyarakat.
Kiprah peran perempuan dalam pembangunan tentu saja mutlak diperlukan, hal ini
berdasarkan dari berbagai macam potensi dari kaum perempuan itu sendiri secara general
maupun individual dalam pembangunan. Sejarah telah membuktikan bahwa wanita memiliki
peran strategis dalam suatu pembangunan. Sebagaimana yang dimaksud oleh Bung Karno, agar
kaum wanita ikut memastikan arah gerak negara, sehingga kaum perempuan mendapatkan hak
dasarnya sebagai manusia yang mulia.
Di era modern saat ini, ruang apresiasi untuk para perempuan semakin terbuka
memberikan banyak kesempatan kepada kaum wanita untuk menunjukkan eksistensinya dalam
pembangunan bangsa. Tentu saja kesempatan tersebut akan sangat memiliki manfaat atau
dampak yang baik dengan hasil yang signifikan apabila para kaum perempuan tidak sekedar
memiliki bentuk protes akan hak yang dituntutnya atas pemikiran kritisnya. Adapun hal yang
cukup essential adalah konsep diri sebagai seorang perempuan. Ini adalah masalah terbesar yang
dihadapi oleh kaum perempuan yang seringkali tidak disadari oleh kaum wanita itu sendiri. Bisa
kita bayangkan jika para kaum wanita yang berintelektual tinggi bertindak seperti pepatah yang
mengatakan “ tong kosong nyaring bunyinya” jelas saja substansi utama dari peran perempuan
yaitu membangun bangsa hanya akan menjadi sebuah wacana menarik yang abadi.
Sudah sangat banyak perempuan di dunia yang turut memberikan kontribusinya untuk
pembangunan negeri ini, salah satunya pahlawan perempuan kita yang tak pernah lelah berkoar
dan memperjuangkan mengenai emansipasi wanita yaitu R A Kartini, kemudian di era sekarang
ini ada Sri Mulyati mantan Direktur Bank Dunia Direktur Bank Dunia. Sri Mulyani Indrawati,
yang menekankan pentingnya persamaan gender. Pada abad ke-21 ini, semakin banyak
perempuan yang mengisi posisi penting, seperti anggota DPR, duta besar, sampai presiden.
Perempuan, kata Sri Mulyani, tidak kalah dari segi kualitas. “Ketika perempuan menempati
posisi itu, mereka bisa melakukan banyak hal. Mereka bisa membentuk kebijakan. Mereka
bahkan bisa merancangnya dengan melawan arus dan memastikan agar kebijakan dan keputusan
pada umumnya akan menciptakan lebih banyak kesempatan bagi perempuan.
Kiprah kaum perempuan dalam pembangunan sangatlah diperlukan. Mengapa demikian?
Selain argumentasi normatif, yang memperlihatkan bahwa kaum perempuan memiliki hak dan
kesempatan yang sama, terdapat suatu kenyataan bahwa "beban" yang kini dihadapi oleh kaum
perempuan amatlah berat. Sebut saja kasus-kasus seperti angka kematian ibu melahirkan atau
masalah akses terhadap layanan kesehatan yang baik, angka buta huruf atau keterbelakangan
dalam pendidikan, masalah kemiskinan dan kelangkaan lapangan pekerjaan bagi perempuan,
sampai dengan masalah kekerasan yang kerapkali menimpa kaum perempuan, baik kekerasan
dalam rumah tangga ataupun kekerasan lain di luar rumah.
Untuk itulah kaum perempuan hendaknya mengambil peran strategis dalam proses
pembangunan, sebagaimana yang dimaksudkan oleh Bung Karno, agar kaum perempuan ikut
memastikan arah gerak negara, sehingga kaum perempuan mendapatkan hak dasarnya sebagai
manusia yang mulia. Dengan keterlibatan kaum perempuan, maka kepentingan kaum perempuan
akan lebih tersalurkan dan lebih dari itu, kebijakan-kebijakan yang muncul akan mencerminkan
suatu kebijakan yang berorientasi pada kesetaraan dan keadilan gender. Adapun peran strategis
yang dapat dijalankan oleh kaum perempuan meliputi:
Pertama, peran untuk ambil bagian dalam merancang suatu model baru pembangunan,
yang digerakkan oleh suatu tata kelola pemerintahan yang baik dan adil gender. Kaum
perempuan dapat mendorong berkembangnya pandangan baru dan ukuran-ukuran baru, sehingga
kiprah kaum perempuan tetap dilihat dalam kacamata perempuan dan bukan kacamata yang bias
gender.
Kedua, peran untuk ambil bagian dalam proses politik, khususnya proses pengambilan
keputusan politik yang dapat berimplikasi pada kehidupan publik. Dalam hal ini, kaum
perempuan sudah saatnya membangun keberanian untuk memasuki ranah politik, baik menjadi
penggerak partai politik, masuk ke parlemen, atau berjuang melalui posisi kepala daerah.
Perempuan sebagai agent of Change harus mampu memberikan konstribusi yang luar
biasa untuk bangsanya. Perempuan harus mampu menggunakan ruang terbuka untuk terus
memberikan perubahan bagi diriya, bagi bangsa dan negaranya.
Sepatutnya seorang perempuan yang sadar akan perannya dalam membangun dan
memajukan bangsa berpegang teguh pada salah satu sabda Rasulullah yaitu “Wanita itu tiang
Negara, bila dia (wanita) baik, maka baiklah negara itu. Tetapi bila wanita itu rusak maka
rusaklah negara itu.” (H.R. Muslim)
Besar harapan pada kesempatan perempuan dalam berkontribusi dan berkarya untuk
membangun bangsa semoga menjadi suatu langkah mendidik bangsa kita agar tidak hanya
mengajarkan cara hidup akan tetapi mengajarkan cara membuat kehidupan.
Artikel keren lainnya:
Belum ada tanggapan untuk "PEREMPUAN SEBAGAI AGENT OF CHANGE"
Posting Komentar