Home · Cerpen · Puisi · Essai

AKU HANYA RINDU

entah, saya merasa harus menuliskan surat ini untukmu. 
akan kau baca atau tidak. yang jelas ini untukmu.  

kepada JH 
Pagi ini mendung, sejak semalam terbangun, mataku tak lagi tertidur, kantuk seperti tak mau mendekat.
namamu namamu dan namamu yang terus membayang. ia membuat rinduku menjadi candu. 
aku merasa harus menjelaskannya padamu. keputusanku menghapusmu dari kebiasaanku menghubungimu bukan berarti menghapus silaturrahmi kita. 
datang saja kapanpun kau mau. aku hanya sedang belajar dan berusaha menabahkan rindu ini. 
setiap paginya, menatap senyummu di foto yang kau pasang di media sosialmu tanpa sapa itu adalah sesak bagiku.. 
sesak yang membuatku semakin merindumu. 
sialnya tiada pagiku tanpa mengunjungi media sosialmu meski hanya sekedar menikmati senyum di fotomu. nopember kali ini, aku betul-betul dihujani rindu. 
Nopember yang kupikir bisa merindukanmu sebebas mungkin ternyata mengalahkan rasaku. aku kalah oleh rasa ini. 

Pagi ini dengan sisa sesal di dada. aku harus menuliskan ini untukmu jangan kaget karena beginilah caraku menuntaskan rindu. satu hal yang harus kau ingat bahwa ingatanku tak semudah itu melupakanmu. 
Hari ini esok, hingga entah aku tetap menghidupkan cinta untuk dirimu. 
tidak ada yang perlu dikhawatirkan asal kau bahagia, terluka sedikit aku tak mengapa. iya asal kau bahagia 
Aku mencintaimu itu yang harus kau tahu. 
Kosongkan dadamu agak kelak rindu punya ruang untuk bertamu. 
Pergilah kemanapun kau ingin pergi. Tapi berjanjilah bahwa kau akan pulang.
Kembali untuk menepati janjimu. 
Akankah rindu yang kau punya sama dengan rinduku?


 Bulukumba, 15 Nopember 2016

Artikel keren lainnya:

Belum ada tanggapan untuk "AKU HANYA RINDU"

Posting Komentar

Back to top