Home · Cerpen · Puisi · Essai

MERAJUT KISAH DENGAN CINTA (Kelas Inspirasi Wajo#2)



Mengunjungi kota Sutera ini adalah yang pertama kalinya bagiku, tak ada alasan lain selain Kelas Inspirasi Wajo. Melewati perjalanan yang menegangkan namun akhirnya harus terbayar dengan pertemuan yang nikmat bersama para relawan kelas inspirasi wajo.
Selalu ada cerita dan kisah di setiap perjalanan mengikuti Kelas Inspirasi. Kali ini selain menginspirasi saya jua belajar bagaimana sejarah Bugis di Tanah ini, Tanah Lamadukkelleng tanah pertama lahirnya bugis.
Lain kota lain sikap, di tempat ini di Desa Tadangpalie desa yang jauh dari kota, jalur yang tak mudah dijangkau karena jarak dan situasi jalan yang tak mulus. Hal pertama yang kupikirkan saat menemui kampong ini bahwa mungkin kampong ini adalah salah satu kampong yang tertinggal sebab kita harus melalui perjalanan yang menegangkan, melewati 2 jembatan gantung menggunakan sepeda motor untuk bisa berhasil melewati jalurnya. Bisa dibayangkan bagaimana menegangkannya ketika harus melewati jembatan gantung dengan tinggi dan panjang kurang lebih 10 meter, bagaimana jika saat melewati jembatan itu kita terjatuh, tenggelam dan ahhh itu yang kubayangkan tapi Alhamdulillah karena semangat dan keinginan untuk berbagi bersama adik-adik kami berhasil melewati itu. Setelah melewati jembatan gantung kita jua harus melewati jalan bebatuan, berlubang untuk bisa tiba di sekolah tempat kami akan berbagi kisah.
SD 326 Tadangpalie, salah satu sekolah sasaran kelas inspirasi wajo kali ini. Sekolah yang siswanya memiliki sikap yang berbeda. Semangat dan rasa ingin tahu yang tinggi yang mereka miliki membuat kami sedikit kewalahan menghadapi tingkah mereka yang jua luar biasa.
Di sekolah ini, saya menemukan semangat sekolah anak yang luar biasa, menemukan anak kecil yang usianya belum mencukupi usia untuk bisa sekolah di Sekolah Dasar yang memaksa diri untuk tetap bersekolah meski usia belum cukup, menemukan anak yang harus merobek buku dan kertas pelajaran jika mengerjakan tugas tapi tak bisa menyelesaikannya, menemukan anak yang sudah memiliki akun media social dan menggunakannya layaknya orang dewasa, di Sekolah ini menemukan anak sekolah dasar yang sudah mengenal yang namanya pacaran, menemukan anak yang sudah mengenal barang terlarang, di sekolah ini saya menemukan anak yang menganggap bahwa orang tua tak penting dalam kehidupannya.ahh di sekolah ini saya menemukan banyak kisah berbeda.

Di sekolah ini saya belajar betapa seharusnya penting pedidikan moral bagi siswa yang tak harus dimulai dari sekolah, pendidikan moral yang bukan hanya harus lahir dari guru untuk mengenalnya tapi harusnya pertama lahir pada orang tua karena sesunggunya orang tua yang memiliki waktu yang paling banyak bersama anak.
Di sekolah ini saya harus merubah tekhnik pembelajaran yang seharusnya hanya memperkenalkan profesi tapi jua harus merangkap menjadi Inspirator dan Motivator bagi anak-anaknya. Tidak mudah memang mengajar apalagi itu bukan pekerjaan seharian kita tapi hari ini saya berhasil membuat anak-anak patuh dan berjanji melupakan dan meninggalkan sikap buruknya meski pada akhirnya suara harus hilang karena harus berteriak dan menyeimbangakn diri bersama adik-adik seolah.
Di akhir pertemuan ini, tetiba suara gaduh, sikap bawel, bandel dan preman yang dimiliki para siswa harus luruh dan luntur ketika diakhir bersama menyanyikan lagu Indonesia raya di bawah terik matahari yang menyengat sembari mengibarkan bendera merah putih masing-masing ditangannya, menerbangkan cita-cita saling berbaur dan saling mengasihi
Di sekolah ini SD 326 Tadangpalie kami menemukan keluarga baru siswa, guru dan para relawan tetiba berbaur menjadi satu, menanamkan kasih dan menemukan cinta persaudaraan dalam diri. Kami yang datang dari daerah yang berbeda, latar belakang profesi yang berbeda, pertemuan yang tak pernah terjadi sebelumnya tetiba menjadi pertemuan yang sangat dirindukan, pertemuan yang merajut kasih dan kisah penuh cinta dalam persaudaraan yang satu saling mengasihi.
Di hari itu, kami percaya bahwa telah terbentuk lagi satu keluarga besar yang penuh dengan cinta dan kenikmatan persaudaraan, hari itu kami percaya keindahan dari gerakan Kelas Inspirasi ini, gerakan yang tidak atas nama siapa-siap, namun semua orang yang ada mengambil bagian dan mengerjakan apa yang masing-masing bisa dikerjakan. Seperti yang kita ketahui bahwa hidup ini hanya sekali, kita akan sangat merugi jika hanya mengeluh sana sini tapi tak pernah ikut beraksi.
Hari itu kami percaya bahwa pendidikan tak peduli siapa yang menjadi pemimpin negeri ini, pendidikan bukan hanya PR bagi pemerintah, pendidikan juga bukan hanya PR guru dan Dinas Pendidikan saja namun ini adalah PR kita semua.
Terima Kaish untuk gerakan yang luar biasa ini, gerakan yang kami cintai, gerakan yang menginspirasi kami.

SEHARI MENGAJAR SEUMUR HIDUP MENGINSPIRASI
MARI BANGUN MIMPI ANAK INDONESIA

Bulukumba, 19 April 2017

  

Artikel keren lainnya:

2 Tanggapan untuk "MERAJUT KISAH DENGAN CINTA (Kelas Inspirasi Wajo#2)"

Back to top