Home · Cerpen · Puisi · Essai

Sepucuk Surat Rindu untuk Kakakku Sayang


assalamualaikum wr wb.
teruntuk kakakku tersayang.
Bagaimana kabarmu ?
aku tau betapa
kesepiannya engkau.
Karna kerinduan telah menyelimuti hatimu. Walaupun
seringkali kau mengangat
telepon genggammu untuk
selalu berkomunikasi dengan
kita.
Setiap kali ibu mendengar suaramu, matanya slalu
terlihat berkaca-kaca. Betapa
rindunya bliau denganmu. Aku
tak tau mesti berbuat.
Kakak yang slalu ku
rindukan.
Semangatmu untuk membuat
keluarga kita bahagia
membuatku kagum. Kau slalu
berpesan pada adik-adikmu untuk slalu konsentrasi dan
semangat belajar.
Karena kau kini aku bisa kuliah
Kakak.. Taukah kau bagaimana aku dan hidupku yang sekarang?
Setelah kau pergi, aku tak tau mana yang benar dan mana yang
salah. Aku tersesat, kak..
Dulu, kau begitu tekun menyulam benang-benang kebenaran dalam
keseharian hidupku.
Kau menuntunku perlahan menuju apa yang benar, dan menjauhi yang salah tanpa pernah menghakimi. Setelah kau pergi, aku tak tau lagi apa itu arti kesabaran.
Aku yang sekarang seperti monster yang sangat jahat. Saat orang lain menyakitiku, aku tidak bisa lagi sabar. Aku ingin pergi dari mereka!
Aku hanya ingin menghindar sejauh mungkin dari rasa sakit.
Aku tak kuat, kak... Hatiku rapuh.
Padahal dulu, kau selalu memberiku sugesti bahwa hatiku selalu lapang.
Saat hatiku terasa sempit oleh rasa sakit yang diakibatkan oleh orang lain, kau selalu memintaku melihat langit..
Dan aku akan merasa bahwa hatiku seluas itu, tanpa batas. Tapi saat ini hatiku sering merasa sempit dan sakit. Aku ingat ketulusanmu.
Dimana tiada apapun imbalan yang kau harapkan dari orang lain.
Dimana keseharianmu hanyalah memberi dan terus memberi tanpa kenal batas. Kak, aku tau banyaknya suara miring tentangmu. Aku tau betapa orang hebat sepertimu banyak dicemooh orang lain, diragukan.
Namun itu semua tidak pernah mengurangi niat dan tindakanmu untuk berbuat baik pada orang lain.. Kau tetap tersenyum dengan sama tulusnya kepada setiap orang.
Aku rindu itu,kak.. Aku rindu sosok sepertimu yang bisa memberiku contoh bagaimana menjadi tulus. Karena aku yang sekarang hanya bisa bersikap baik kepada orang-orang yang baik padaku dan acuh pada orang yang menyakitiku. Aku banyak kecewa pada diriku sendiri.. Kakak... Sesungguhnya, aku sangat merindukanmu... Sangat sangat merindukanmu.
Aku merindukan semua tawa jahilmu saat kau menggodaku yang kadang terlampau serius menghadapi sesuatu..
Aku merindukan suaramu yang sangat menentramkan, yang membuat setiap kegelisahanku pudar. Hanya saat kau mengucapkan Bismillah...
Aku merindukan semua kata- kata penyemangat yang kau kirimkan padaku, di saat-saat tersulitku..
Lalu aku akan terharu dan merasa dekat denganmu.
Aku merindukan saat aku mengganggu waktu istirahatmu, hanya untuk mencurahkan isi hatiku, saat aku merasa begitu tidak percaya diri dan kau berkata "Semoga Allah selalu bersamamu" lalu kau memberiku nasihat bagaimana cara agar aku
tetap menjadi kuat dan tidak kehilangan rasa percaya diriku. Bahwa aku mampu..
Aku merindukan semua itu, kak.. Lebih dari apapun..... Kakak... Aku merindukan berbicara padamu.
Aku merindukan betapa aku pernah merasa begitu nyaman berbicara mengenai isi hatiku, kegelisahanku, kesedihanku kepada orang lain.
Aku merindukan bagaimana sabarnya kau mendengarkanku yang mencurahkan semuanya secara terbata-bata, kau akan mendengarkan semuanya sampai akhir dan aku merasa lega.
Aku merindukan caramu yang tidak pernah menghakimi orang lain, betapapun salahnya dia menurutmu.
Aku merindukan semua kebaikanmu, kak...
Karena aku yang sekarang tidaklah sama seperti aku yang dulu, saat bersamamu.
Aku kehilangan seseorang yang bisa kujadikan panutan.
Aku terombang-ambing. Terkadang aku membenci diriku sendiri saat aku bersikap jahat pada orang lain.
Aku begitu ingin menyakiti diriku sendiri! Lalu aku teringat padamu... Sosok yang sangat tulus........ Kau pernah berkata bahwa aku berhak untuk bahagia, dan kebahagiaan itu berasal dari dalam diriku sendiri, bukan dari lingkungan.
Tapi, akhir-akhir ini aku tidak tau yang mana yang lebih dominan.
Aku atau lingkungan? Kakak... Tidakkah kau tau sekarang, setelah aku bercerita panjang dan lebar padamu, bahwa aku sangat kehilanganmu. Aku membutuhkanmu.
Kakak
Aku tak tau lagi mesti berucap.
Doa yang tak pernah putus
slalu kita kirimkan untukmu.
Semoga kau sehat,aman,lancar
dlm segala urusan,,terhindar dari mara bahaya dan selalu
dalam dekapan-Nya.
Salam kecupan dan airmata
dari ibu dan bapak.
Salam rindu dari adik2mu.
Cepatlah pulang kakakku.. Pintu rumah ini akan selalu
menantimu kembali.

adik yang merindumu

Basmawati Haris


Bulukumba, 19 Nopember 2013

Artikel keren lainnya:

Belum ada tanggapan untuk "Sepucuk Surat Rindu untuk Kakakku Sayang"

Posting Komentar

Back to top