Home · Cerpen · Puisi · Essai

HEI KAMIS

Untuk LELAKI yang kutemui pada KAMIS yang indah di seberang kota.

Hei Kamis
ini pagi yang nikmat
embun pagi menyejukkan pandangan hati
pada kamis
aku menemukan petikan-petikan dari selembar cinta
yang melukiskan kesedihan pada air mata

Hei Kamis,
satu cangkir teh manis
mengantarkanku pada tatapan matamu
mengantarkanku mengukir senyummu
pada bingkai-bingkai kisah

Hei Kamis,
mekarlah pagi
sebagai lembar cahaya dan altar-altar doa
yang mengendapkan perih lara
pada kamis pagi menyala seperti lampu-lampu begitu terang
bahwa tak memulaimu pada sebuah kecupan
dan teh yang hangatnya mencuri hangat dari pelukanmu

Hei Kamis
sebentar saja
pandang aku dengan pagimu
gusarkan aku dengan nyanyian rindumu
agar kutau rindumu itu milikku

Hei Kamis,
aku menemukan tatapanmu di sana
lalu menyimpannya rapi di sini
bangunlah,
ini aku suguhkan puisi
ia kubuat dari kekentalan rindu
dengan aroma kenangan dan doa untuk kau seduh
bangunlah,
ada getir cinta yang kusimpan
sebagai doa yang getir untuk hatimu
bangunlah dan jangan lupa mencintaiku.

Bulukumba 5 November 2015

Artikel keren lainnya:

Back to top