Home · Cerpen · Puisi · Essai

Sajak dan luka

selalu ada pagi yang bercahaya,seluas namamu yang kueja dari belakang malam,
selalu ada pagi yang riang ketika ingatan menujumu
sebab kau Adalah Cinta yang membuatku melipat masa lalu penuh luka
kau datang menanam rindu menjadi senyuman

Aku serupa buta.
Menerka-nerka cinta, meraba hati seenaknya.
Tak peduli luka belum sepenuhnya padam.
Senin Esok aku akan menyelusuri kelam malam.
Menyinggahi rindu yang tak padam.

Izinkan aku menulis bait-bait lagu agar kau bisa mengenangku.
Izinkan aku mencipta sajak indah agar kau tak resah.

Jadilah kamu adalah kamu dalam segalaku. Biarkan aku menjadi aku dalam segalamu.
Demi mata yang rindu jumpa.
Telah kupersiapkan dada untukmu merebah, jika kita kehabisan kata dalam angka yang tak terhitung.

Aku seringkali menyebut namamu dalam hati, mendoa namamu diakhir sujud
agar Tuhan sesekali tidak melihat luka di dalamnya.

Rebahkan kenangan kita, kekasih.
Sebab Cinta sudah membuatku selalu menunjuk langit menawarkan rindu.

menikmati secangkir teh dan mengingat senyummu adalah caraku melahap rindu di tengah hujan yang tak juga reda di atas meja.
Aku akan melupakan angka sajak, sebab rindu tanpa jeda selalu kudekap.
Aku tidak gagal mencintaimu tapi entah memilikimu.
Bahkan pundak telah rela menjadi budak dari segala resahmu.
kemarilah kekasih aku mencintaimu

Bulukumba, 28 Mei 2018

#poet
#poetry
#catatanperjalananperempuan
#katahatichallenge
#katahatiproduction
#challenge
#menulispuisi
#tantanganharikeduar

Artikel keren lainnya:

Belum ada tanggapan untuk "Sajak dan luka"

Posting Komentar

Back to top