Home · Cerpen · Puisi · Essai

Paduppa, Menemukan kisah

Subuh yang gerimis dan semangat yang manis menembusi hujan menuju tanah sutera.
Tanah tempatku menanam kenangan dan menulis kisah di sana.
Yah,  aku akhirnya kembali lagi ke kota ini,  kota dagang dengan beribu potensi perdagangan yang luar biasa. Kembali ke kota ini menjejaki kisah petualang yang lagi kulakukan seorang diri.
Melewati perjalanan kurang lebih 6 jam setelah sejenak singgah di kab.  Bone menikmati secangkir teh sebelum melanjutkan perjalanan ke tanah wajo yang jua ditemani gerimis yang dahsyat tapi tetap kunikmati sebab aku menyukai hujan.
Akhirnya di hari jumat yang berkah di tengah suara-suara shalawat dan khutbah jumat saya tiba kembali di kota ini kota yang jua dikenal sebagai kota santri.  Kota yang telah melahirkan banyak mubaliq dan ulama yang telah dikenal seantero nusantara.
Akhirnya tiba di sini, menemui mereka yang menyambut dengan senyuman manis dan tawaran persaudaraan yang nikmat.
Taman Paduppa Kab.  Wajo saya di sini, Taman yang sederhana namun menjadi indah dan menarik karena dipenuhi dengan hiasan foto-foto keren dari mereka yang luar biasa. Di Taman ini saya menikmati suara deru mesin perahu kecil nelayan melewati sungai paduppa,  melihat nelayan mengayuh rakit di tengah sungai,  di taman ini menyaksikan kendaraan roda dua dengan tangguh melewati jembatan gantung yang menjadi ciri khas kota ini menuju kampung seberang.



Di Taman ini di tengah doa-doa mereka yang mengharap hujan berhenti namun tetap bersemangat menyelesaikan niat yang baik di sore itu.  Mereka dan kami semua tetap bergembira mendengarkan kisah "Maccarita" anak bangsa dari kota ini.  2 bocah dengan penghayatan penuh bercerita yang menarik perhatian dengan logat dan bahasa bugis dari tanah wajo.  Mendengarkan dan menikmati puisi persembahan adik-adik inspirasi.
Menikmati lagu yang syahdu dari komunitas muda dan kreatif dari kota ini.




Hari menjelang malam dan hujan masih turun dengan rinai yang syahdu nan romantis. Ahh hujan kali ini tetiba membuat rinduku menjadi gigil.  Seperti ingin lari masuk ke dalamnya dan menikmatinya dengan rasa yang bahagia seperti hujan-hujan sebelumnya di kotaku.
Malam akhirnya kutemui lagi di kota ini,  tapi ini malam yang berbeda bukan lagi tentang persiapan properti persiapan hari inspirasi kala itu. Tapi malam ini malam pertemuan yang melebur pada nada-nada syahdu.

Malam ini,  bukan lagi tentang bagaimana mempersiapkan bahan materi ajar hari inspirasi tapi menyaksikan kisah perjalanan bersama para relawan dan anak-anak inspirasi yang luar biasa. Ahh malam ini di tengah tayangan kisah perjalanan itu,  lagi dan lagi tak bisa kubendung rasa ini.  Perasaan menggebu mataku mulai berkaca. Melihat kisah mereka kisah kami semua menemui pelosok berbagi kisah. Mereka dan kami semua yang berbeda tempat tinggal datang dari jauh menemui senyuman anak-anak itu dengan satu tujuan berbagi inspirasi.
Malam ini di tengah taman gerimis perlahan mulai meninggalkan kami. Malam ini masih penuh suasana penuh cinta.  Di taman ini penuh cerita mereka orang-orang keren itu satu persatu maju ke depan membacakan puisi, ada yang membaca puisi cinta untuk kekasih,  untuk kisah dan cinta yang terpendam,  ada puisi rindu untuk buah hati yang membuat mereka dan kita semua terhenyak saling mendoakan kita hanya titipan semua akan kembali kepadaNya.  Malam ini menikmati lagi lagu syahdu. Ada yang berselfi,  ada yang malu-malu saling menyapa,  ada yang memendam cinta,  ada yang menunggui kekasih, ada yang membaca puisi untuk perempuan yang dalam kenangan,  ada yang curhat ada yang bergosio di bawah tenda,  ada yang saling melirik,  ada lelucon, ada yang duduk berdua dipojokan berpegangan tangan sembari menikmati sajian lagu puisi dan lagu yang syahdu,  ada yang saling mencinta namun saling menyembunyikan,  ada yang mendoakan penyatuan cinta, ahh malam ini semua kisah menyatu dengan satu harapan menjalin kisah persaudaraan dan persahabatan dengan nikmat.
Ahh seperti tak ingin beranjak dari malam-malam ini.  Tapi aku tak boleh lupa masih ada banyak perjalanan yang harus kutemui.


Akhirnya pagi ini,  dengan senyuman yang masih tetap manis harus segera beranjak dari kota ini.  Kembali ke kampung halaman melanjukan kisah-kisah petualang yang masih panjang.
Terima kasih Wajo,  Terima Kasih Kelas Inspirasi.
Salam rindu dari Perempuan yang lahir dari rahim air mata ini.
Aku Pulang.

Wajo,  13 Mei 2017

Artikel keren lainnya:

Belum ada tanggapan untuk "Paduppa, Menemukan kisah"

Posting Komentar

Back to top