Home · Cerpen · Puisi · Essai

Bapak

SURAT UNTUK BAPAK

Bapak…
Kenapa wajahmu pucat,
Dan tanganmu begitu dingin,
Tak sehangat dahulu

Bapak...
Kenapa wajahmu penuh kerutan?
Lelahkah kau akan hidup ini?

Namun mengapa
senyummu masih mengembang,

Bapak...
Aku tahu ajal milik Tuhan, tak seorang pun berhak meramalkan atau
memastikan,
Tapi mengapa
semangatmu luruh?

Sampai sinikah akhir berjuanganmu?
Mengapa menyerah sekarang?

Tidak, aku tidak terima!
Bapak, bangunlah pak.

Buka lagi matamu,
Akan kupandu langkahmu seperti yang biasa kita lakukan

Ayo kita bersenda gurau lagi,
Ceritakan lagi kisah lamamu
Yang selalu mengundang
tawa itu.

Bapak...
Mengapa tubuhmu
semakin mengeras?

Bukankah kau sudah berjanji
Kau akan membacakan
ijab kabul untukku?

Bahwa kau akan
menggendong cucu terakhirmu?

Bapak...
Bangunlah, bangkitlah
Aku tahu aku hanya manusia,

Tapi sekali ini kumohon, bangunlah dari tidurmu
Kita lanjutkan mimpimu dalam sadar

Kumohon bapak
Genggamlah tanganku lagi,
Seperti yang kau
lakukan dulu

Kita akan berlari
diantara padang
rerumputan lagi seperti dulu

Ayo bapak
Jangan hentikan nafasmu, kutau didalam rongga
tubuh itu masih ada jiwamu, semangatmu

Kumohon Tuhan
Berikan kami sedikit waktu lagi
Berikan beliau waktu lebih panjang untuk memenuhi janjinya padaku

Bapak, bangun….
Bangun…

Katakan kalau kau akan menepati janjimu

Akan kuberikan apapun jika itu bisa membuka
matamu kembali

Jika itu bisa menarik nafasmu
dan menggerakkan jemarimu

Bapak…
Kumohon…
Genggamlah tanganku
Aku berjanji, kita akan berlari diantara padang
rerumputan lagi
Seperti dulu

Tuhan…
Kumohon…
Berikan kami sedikit waktu lagi

Walau seluruh waktu di dunia telah habis

Dia Bapakku…
Dia waliku di pernikahan
nanti.
Dia kakek dari cucu-cucunya nanti
Dia pelita hidupku, pengobar semangat kami

Aku tak ingin dia padam!
Aku tak ingin dia pergi

Tuhan,
Kumohon berikan kami sedikit waktu lagi

Aku membuat ini didepan tempat tidur beliau, diiringi deru nafasnya yang halus.

Kali ini tidurlah yang nyenyak Bapak.

Tapi berjanjilah padaku. Bahwa kau akan membuka matamu lagi, untuk membuktikan padaku, bahwa esok masih ada…

*RSUD Sultan dg raja. Bulukumba, 13 November 2017

karya Ahmad Muthahir

Artikel keren lainnya:

Belum ada tanggapan untuk "Bapak"

Posting Komentar

Back to top