assalamualaikum wr wb.
teruntuk kakakku tersayang.
Bagaimana kabarmu ?
aku tau betapa
kesepiannya engkau.
Karna kerinduan telah menyelimuti hatimu. Walaupun
seringkali kau mengangat
telepon genggammu untuk
selalu berkomunikasi dengan
kita.
Setiap kali ibu mendengar suaramu, matanya slalu
terlihat berkaca-kaca. Betapa
rindunya bliau denganmu. Aku
tak tau mesti berbuat.
Kakak yang slalu ku
rindukan.
Semangatmu untuk membuat
keluarga kita bahagia
membuatku kagum. Kau slalu
berpesan pada adik-adikmu untuk slalu konsentrasi dan
semangat belajar.
Karena kau kini aku bisa kuliah
Kakak.. Taukah kau bagaimana aku dan hidupku yang sekarang?
Setelah kau pergi, aku tak tau mana yang benar dan mana yang
salah. Aku tersesat, kak..
Dulu, kau begitu tekun menyulam benang-benang kebenaran dalam
keseharian hidupku.
Kau menuntunku perlahan menuju apa yang benar, dan menjauhi yang
salah tanpa pernah menghakimi. Setelah kau pergi, aku tak tau lagi apa
itu arti kesabaran.
Aku yang sekarang seperti monster yang sangat jahat. Saat orang lain
menyakitiku, aku tidak bisa lagi sabar. Aku ingin pergi dari mereka!
Aku hanya ingin menghindar sejauh mungkin dari rasa sakit.
Aku tak kuat, kak... Hatiku rapuh.
Padahal dulu, kau selalu memberiku sugesti bahwa hatiku selalu lapang.
Saat hatiku terasa sempit oleh rasa sakit yang diakibatkan oleh orang lain, kau selalu memintaku melihat langit..
Dan aku akan merasa bahwa hatiku seluas itu, tanpa batas. Tapi saat
ini hatiku sering merasa sempit dan sakit. Aku ingat ketulusanmu.
Dimana tiada apapun imbalan yang kau harapkan dari orang lain.
Dimana keseharianmu hanyalah memberi dan terus memberi tanpa kenal
batas. Kak, aku tau banyaknya suara miring tentangmu. Aku tau betapa
orang hebat sepertimu banyak dicemooh orang lain, diragukan.
Namun itu semua tidak pernah mengurangi niat dan tindakanmu untuk
berbuat baik pada orang lain.. Kau tetap tersenyum dengan sama tulusnya
kepada setiap orang.
Aku rindu itu,kak.. Aku rindu sosok sepertimu yang bisa memberiku
contoh bagaimana menjadi tulus. Karena aku yang sekarang hanya bisa
bersikap baik kepada orang-orang yang baik padaku dan acuh pada orang
yang menyakitiku. Aku banyak kecewa pada diriku sendiri.. Kakak...
Sesungguhnya, aku sangat merindukanmu... Sangat sangat merindukanmu.
Aku merindukan semua tawa jahilmu saat kau menggodaku yang kadang terlampau serius menghadapi sesuatu..
Aku merindukan suaramu yang sangat menentramkan, yang membuat setiap
kegelisahanku pudar. Hanya saat kau mengucapkan Bismillah...
Aku merindukan semua kata- kata penyemangat yang kau kirimkan padaku, di saat-saat tersulitku..
Lalu aku akan terharu dan merasa dekat denganmu.
Aku merindukan saat aku mengganggu waktu istirahatmu, hanya untuk
mencurahkan isi hatiku, saat aku merasa begitu tidak percaya diri dan
kau berkata "Semoga Allah selalu bersamamu" lalu kau memberiku nasihat
bagaimana cara agar aku
tetap menjadi kuat dan tidak kehilangan rasa percaya diriku. Bahwa aku mampu..
Aku merindukan semua itu, kak.. Lebih dari apapun..... Kakak... Aku merindukan berbicara padamu.
Aku merindukan betapa aku pernah merasa begitu nyaman berbicara
mengenai isi hatiku, kegelisahanku, kesedihanku kepada orang lain.
Aku merindukan bagaimana sabarnya kau mendengarkanku yang
mencurahkan semuanya secara terbata-bata, kau akan mendengarkan semuanya
sampai akhir dan aku merasa lega.
Aku merindukan caramu yang tidak pernah menghakimi orang lain, betapapun salahnya dia menurutmu.
Aku merindukan semua kebaikanmu, kak...
Karena aku yang sekarang tidaklah sama seperti aku yang dulu, saat bersamamu.
Aku kehilangan seseorang yang bisa kujadikan panutan.
Aku terombang-ambing. Terkadang aku membenci diriku sendiri saat aku bersikap jahat pada orang lain.
Aku begitu ingin menyakiti diriku sendiri! Lalu aku teringat
padamu... Sosok yang sangat tulus........ Kau pernah berkata bahwa aku
berhak untuk bahagia, dan kebahagiaan itu berasal dari dalam diriku
sendiri, bukan dari lingkungan.
Tapi, akhir-akhir ini aku tidak tau yang mana yang lebih dominan.
Aku atau lingkungan? Kakak... Tidakkah kau tau sekarang, setelah aku
bercerita panjang dan lebar padamu, bahwa aku sangat kehilanganmu. Aku
membutuhkanmu.
Kakak
Aku tak tau lagi mesti berucap.
Doa yang tak pernah putus
slalu kita kirimkan untukmu.
Semoga kau sehat,aman,lancar
dlm segala urusan,,terhindar dari mara bahaya dan selalu
dalam dekapan-Nya.
Salam kecupan dan airmata
dari ibu dan bapak.
Salam rindu dari adik2mu.
Cepatlah pulang kakakku.. Pintu rumah ini akan selalu
menantimu kembali.
adik yang merindumu
Basmawati Haris
Bulukumba, 19 Nopember 2013
Tulisan Lain yang Serupa:
Belum ada tanggapan untuk "Sepucuk Surat Rindu untuk Kakakku Sayang"
Posting Komentar