Kutulis surat ini kala hujan menjumpaiku di ujung senja.
Saat aku sematkan doa pada barisan hujan lalu rindu singgah dimataku merinduimu.
Wahai kekasihku.
Aku cinta padamu. Aku ingin menjadi satu dalam satu satunya yang ada dalam seluruh senyummu.
Kutulis surat ini.
Kala langit menangis dan dua ekor burung camar bercinta di dahan pohon halaman rumahku, bagai dua anak nakal jenaka dan manis mengibaskan ekor serta menggetarkan bulubulunya.
Wahai kekasih.
Aku ingin kau yang meminangku.
Kekasihku,
Kau tau Jalaluddin Rumi?
Seorang sufi dari persia pernah berkata padaku "Bas,Diamlah, Cinta adalah sebutir permata yang tak bisa kau lemparkan sembarangan seperti sebutir batu.
Bas,jangan simpan hatimu di sembarang tempat JANGAN.
Tapi hatiku aku kuserahkan padamu karena aku percaya engkau adalah rumah yang paling tepat untuk hatiku.
Kekasihku,
pada suratku yang tintanya telah luntur oleh hujan ada hatiku yang kian kering merindumu.
Kekasihku,
selusin malaikat telah turun dikala hujan dimuka jendela,mereka berkaca dan mencuci rambutnya untuk ke pesta.
Kekasihku,
dengan pakaian pengantin yang anggun, bunga-bunga serta sederet puisi aku ingin kau yang membimbingku ke altar untuk kau nikahi.
Aku ingin kau melamarku.
Kekasihku,
tentang cinta dan rindu tak ada yang bisa memastikannya karena kebenaran rindu itulah yang menyatakan bahwa kita sedang berada dalam rahasia cinta.
Kini,ketika aku memilih bersamamu, aku tak tahu apakah cinta dan rindu ini akan membuatku menyerah pada kelopak waktu yang gugur.
Kekasihku,
ku tulis surat ini kala hujan gerimis dan dipijakan bumi gadi manja dan manis menangis meminta di dongengkan sementara anak lelaki nakal bersenda gurau dalam hujan dan langit iri melihatnya.
Kekasihku,
aku ingin kau menjadi bapak dari anak-anakku.
Kekasihku,
kenanganku pada akhirnya menemukanmu,
semoga engkau selalu menjadi rumah untuk hatiku.
Dan aku adalah satusatunya yang ada dalam keseluruhan senyumku.
Matamu dan mataku saling mencium kerinduan ini.
Kenanganmu pada jiwaku tak akan padam dan tak akan terlupakan.
Bulukumba,9 Desember 2014
Tulisan Lain yang Serupa:
Belum ada tanggapan untuk "Surat untuk calon imamku"
Posting Komentar