Home · Cerpen · Puisi · Essai

KEMERDEKAAN DAN REALITA HAK PEREMPUAN

Saat bangsa ini terus merintis kemajuannya demi meningkatkan martabat di mata bangsa

lain, kepingan sejarah yang diciptakan oleh orang-orang berani dan bermisi kuat pun terus

bertambah. Jika kita mau menelurusi kepingan-kepingan sejarah tersebut, maka jangan terkejut

jika kita banyak menemukan peran Perempuan di dalamnya.


Perempuan adalah manusia sebagaimana juga laki-laki. Perempuan memiliki seluruh potensi

sebagaimana yang dimiliki laki-laki: akal yang berpikir, naluri yang merasa dan tubuh yang

bergerak dalam ruang dan waktu. Akan tetapi dalam realitas kehidupan bermasyarakat dan
berbangsa sampai hari ini, kita menyaksikan dengan kasat mata bahwa masih begitu banyak

makhluk Tuhan berjenis kelamin perempuan, belum sepenuhnya memperoleh kemerdekaannya

sebagaimana kemerdekaan yang dimiliki lawan jenisnya : laki-laki. Masih ada banyak sekali

aturan-aturan ataupun norma-norma dalam masyarakat yang harus dilewati oleh seorang

perempuan dalam beraktivitas dengan kata lain masih ada pembatas yang menghalangi langkah

perempuan untuk bertindak tidak seperti halnya laki-laki.


Kehidupan perempuan masih harus tergantung kepada laki-laki. Peran-perannya dibatasi

untuk pekerjaan-pekerjaan yang tidak membutuhkan pikiran cerdas dan tenaga yang kuat. Oleh

sebab itu, Menjelang hari kemerdekaan Indonesia yang ke 71 ini, seharusnya harus semakin

membuka peluang bagi perempuan untuk terus menyuarakan hak-haknya, Perempuan harus bisa

menghadapi tantangan jamannya sendiri karena Peran perempuan berbeda setiap jamannya

sesuai tantangannya. Dalam masa 71 tahun kemerdekaan Indonesia, peran dan tantangan pun

bergeser. Kemerdekaan seharusnya mampu memberikan ruang bagi perempuan untuk berperan

aktif dalam ruang-ruang publik. Peran-peran publik telah menganga bagi perempuan dengan

kemampuan tinggi. Peran-peran ini membutuhkan kecerdasan dan kemampuan kepemimpinan

yang teruji.



Perjuangan untuk memperoleh hak yang sama secara tegas dimulai dari RA. Kartini,

walaupun banyak wanita-wanita lain di Indonesia memiliki perjuangan yang sama, tetapi

perjuangannya merupakan cita-cita agar wanita memiliki pemikiran dan tindakan yang modern.

Wanita dan laki-laki mempunyai tempatnya masing-masing di dalam kehidupan kemasyarakatan.

Dan kedua jenis manusia tersebut dapat menempati tempatnya masing-masing tanpa menjadi

kurang hak-sama sekali, karena pikiran, kecerdasan, menentukan nilai yang sama antara laki-laki

dan perempuan. Dalam mengisi peran inilah perempuan semakin mendapatkan status sosialnya

dan tidak lagi dianggap sebagai peran pinggiran karena sejatinya perempuan berjalan dan berbuat

sejajar dan sama pentingnya dengan mitranya dalam beraktualisasi diri. Karena merdeka tak

sekedar mengibarkan bendera dan merayakan momen bersejarah lewat acara penuh suka cita

disetiap tanggal 17 Agustus. Memang banyak pekerjaan yang dikerjakan oleh laki-laki dan

perempuan dengan tidak meninggalkan sifat-sifat asli perempuan. Akan tetapi keinginan,tuntutan

serta jabatan-jabatan ini, kecerdasan dan pikiranlah yang memegang peranan banyak.kaum

perempuan memiliki kedudukan yang sama dalam berusaha dan bekerja, hanya saja budaya

masyarakat yang menganggap perempuan harus berada di rumah mengurus rumah tangga. Tetapi

dengan adanya kemajuan zaman maka perempuan dan laki-laki dapat bekerja sama dalam

berbagai bidang kehidupan. Dengan kata lain, bahwa perempuan perlu mendapat kesempatan

untuk menunjukkan kemampuannya dalam mengisi pembangunan sesuai dengan yang dicita-

citakan bersama.


Tapi lebih penting dari semua itu, khususnya bagi Perempuan Indonesia, momen

kemerdekaan ini adalah peringatan bagi kita untuk semakin berani menyuarakan hak-hak kita

sebagai manusia, tanpa sedikitpun mengenyampingkan kewajiban sebagai pendamping hidup

pria, Ibu dari anak-anak kita serta kodrat sebagai anak yang selalu patuh pada nasehat orang tua.

Untuk itulah kita perlu menyadari keberadaan kita sebagai perempuan, bahwa kita harus

mendapat perlakuan yang sama dengan siapapun, hak yang tak beda disegala bidang dan yang

lebih penting adalah menyadari bahwa kita bisa berbuat lebih banyak untuk mengisi

kemerdekaan ini tanpa takut tersandung oleh cemooh kodrat dan bertekad kuat untuk berani

menyuarakan dan mencatatkan nama kita “Perempuan Indonesia” sebanyak mungkin di ruang

publik Indonesia bahkan dunia.


Perempuan harus selalu memperlihatkan eksistensnya dalam masyarakat lalu mengubah

sudut pandang kebudayaan masyarakat dan sistem sosial dan politik masyarakat terhadap

perempuan. Dengan kata lain perempuan harus dipandang sebagai identitas yang memiliki

potensi kemanusiaan yang sederajat dengan manusia berjenis kelamin lain berikut seluruh

kehormatan yang dimilikinya.



Kemerdekaan perempuan adalah juga kemerdekaan bagi masyarakat manusia. Maka

kemerdekaan bagi perempuan harus diperjuangkan oleh semua pihak, tanpa kenal lelah.

Perempuan perlu didorong untuk mendefinisikan dirinya sendiri. Untuk seluruh

perempuan Indonesia Dari pikir dan tangan perempuan cerdaslah akan tumbuh generasi cerdas

yang mengisi kemerdekaan ini, kini dan masa yang akan datang.



Bulukumba, Agustus 2016

Artikel keren lainnya:

Gemericik



sembari hujan menghapus debu
menari-nari hujan di atas gemericik air
entah sejauh nampak tak teraba
sembunyi di balik putaran bumi
ranting pagi hari telah berbincang
hingga mentari mengusir mimpi
mengingatkan kenangan kecil ketika bersua
seolah kisah hujan dimana debu telah  terhapus
nikmati  mentari yang kini telah menampakkan sinarnya
sayap-sayap mungil telah menari
gemericik air terus bernyanyi
bersama mentari memeluk mimpi
memimpikan kisah sang Romeo dan Juliet
yang merangkai sebuah kisah
walau akhirnya tak seindah bunga
yang bermekaran di taman kota
kini semua   telah usai berlalu

Bulukumba, 21 nopember 2013

Artikel keren lainnya:

INSTRUMENTALIA HUJAN

Kepada : Basmawati Haris

Kelak hujan akan turun di tanah kita
Jalan-jalan kenangan akan basah di kepala
Rumput-rumput masa lalu yang kau bunuh akan tumbuh
menguncup di ingatanmu
Kenangan begitu ranum, katamu
kau takjub seolah telah berwindu mendekam di kering kemarau

Kau menunggu terlalu lama
sungguh usia tak mau diajak berjabat
sedang kau ingin kepastian
kain kafan kau cuci amat hati-hati
untuk bekal kepergianmu
kau yakin maut sebentar lagi
bakal berbaring usai penat penantian
demikian mesra mencumbuinya

Kelak kau akan berduka
karena hujan hanya akan singgah
sebentar melembab di tepian daun
menyerbu kesadaranmu pada yang hilang, pada yang lamat di pikiran.



hujan adalah makhluk purba yang piatu, bantinmu
sementara kenanganku padamu jadah juga yatim di gigil musim
mereka lahir bersamaan dari rahim samar dan persetubuhan liar
di malam ketika petir menggertak
membungkam batangan rel di lajur perhentian, di mana dua bayangan kelam saling bertindihan
membunuh sepi seketika jeritan panjang membuyarkan pandangan jauh di jalan-jalan yang akan ditempuh masinis
menjelang subuh di koyak tubuh

Hujan, juga kenangan
sesunyi senyap di kedalaman kali rindumu
di persimpangan antara rindu dan dendam
kau memilih diam
seakan hatimu ingin menuturkan kalimat yang berat dan amat dalam
sebelum kehilangan kian pekat merecoki jarum jam yang mendetak di jantung kata
"Aku ingin pergi dari tanah ini," ucapmu lirih dan pedih. kau bisa mendengar debar menjalar di sekujur tubuh yang telah kuyup oleh hujan yang datang hanya sebentar
dan pamit untuk pergi selamanya.

Krapyak, 03 Oktober 2015. 18.40

Artikel keren lainnya:

MENULIS MEREKAM SEJARAH (Menulis untuk keabadian)

Apakah Anda mengenal Plato? Victor Hugo? Albert Einstein? Raditya Dika? Anda dan saya tentu tidak pernah mengenal langsung tokoh-tokoh tersebut. Tapi kita mengetahui mereka lewat karya-karyanya. Lewat tulisannya. Mereka boleh jadi telah meninggal puluhan, ratusan, atau ribuan tahun yang lalu. Namun tulisannya tetap dikenang dan memberi nuansa pemikiran bagi generasi setelahnya. Apa yang mereka tinggalkan menjadi inspirasi buat generasi selanjutnya. Bayangkan jika mereka tidak pernah menuliskan itu semua. Dijamin kita tidak akan mengenal mereka dan pemikiran yang telah mereka sumbangkan. Anda mungkin berkata, ya para tokoh tersebut bisa menulis karena mereka orang yang berbakat. Sedangkan saya? Menulis satu paragraf pun kesulitan. Sikap itulah yang banyak dipegang orang. Akibatnya mereka tidak pernah menuliskan pemikiran atau perenungannya walau cuma satu paragraf sekalipun. Menulis sebenarnya pekerjan yang sangat menyenangkan, apalagi jika dilakukan dengan sepenuh hati. Oleh sebab itu ada juga orang yang mengajurkan agar “menulis dengan hati”, sehingga tulisan yang dihasilkan juga mengalir seperti air yang turun dari tebing ke bawah bukit, lancar tanpa hambatan. Tulisan yang baik biasanya juga dihasilkan dari penulis yang menulis dengan ikhlas, tanpa beban dan mempunyai pengetahuan yang baik pula. “ Orang boleh pandai setinggi langit, tapi selama ia tdak menulis, ia akan hilang dalam masyarakat dan sejarah. Menulis adalah bekerja untuk keabadian.” ( Pramoedya Ananta Toer ) Setiap orang punya cerita. Setiap orang punya pengalaman hidup. Setiap orang punya keahlian. Setiap cerita, pengalaman dan keahlian dapat ditularkan kepada orang lain lewat menulis. Sebuah tulisan, akan mampu meneruskan cerita, pengalaman dan keahlian seseorang melebihi usianya sendiri. Barangkali itulah yang dimaksud oleh Pramoedya Ananta Toer bahwa menulis adalah bekerja untuk keabadian. Dengan tulisan, Anda meneruskan sepenggal kisah hidup Anda kepada generasi selanjutnya. Ketika menulis, biasanya orang-orang pada umumnya bingung harus menulis apa dan untuk apa tulisan yang akan dibuatnya. Memang, jika orang menulis tanpa tujuan, tentu saja hasilnya akan sulit dan dijamin hambar dan tidak bernilai. Menulis harus mempunyai tujuan yang jelas, ibarat kita bicara, maka jangan bicara asal bicara melainkan bicara yang ada manfaatnya. Salah satu cara agar kegiatan menulis bisa berjalan dengan baik dan lancar, maka kita harus mempunyai komitmen yang kuat terhadap rencana menulis tersebut. Komitmen yang kuat bisa tercipta jika kita mempunyai motivasi dalam menulis. Artinya, kita harus mempunyai alasan mengapa kita harus menulis. Jika alasan itu begitu kuat dan bisa mendorong semangat kita menulis, maka aktivitas menulis menjadi mudah dan lancar. Setiap orang tentu mempunyai alasan yang berbeda-beda dalam menulis. Alasan ini yang menentukan apakah seseorang itu nantinya akan menjadi penulis biasa-biasa atau menjadi penulis besar. Lalu, kenapa kita harus menulis? Kita bisa menjadi pintar karena banyak belajar yaitu dengan membaca berbagai tulisan, baik berupa artikel yang ada di surat kabar maupun buku. Bisa kita bayangkan kalau tidak ada satu pun tulisan yang ada di bumi ini, dan semuanya hanya mengandalkan ingatan saja. Maka ketika orang yang berilmu itu meninggal, maka ilmu yang ada diotaknya juga akan terbawa ke liang kubur. Setiap orang tentu mempunyai alasan yang berbeda-beda dalam menulis. Alasan ini yang menentukan apakah seseorang itu nantinya akan menjadi penulis biasa-biasa atau menjadi penulis besar. Ada banyak orang yang menulis karena ingin menuangkan Ide/pemikiran yang dimiliki oleh seseorang jika tidak ditulis dan di share ke orang lain, maka ide/pemikiran tersebut akan sirna dengan sia-sia, padahal mungkin saja ide/pemikiran tersebut bisa membantu menyelesaikan masalah orang lain, sehingga bermanfaat. Menuliskan ide/pemikiran juga bisa membantu orang lain bertambah wawasannya. Tulisan yang dipulikasikan akan dibaca oleh orang banyak sehingga manfaatnya semakin luas. Banyak media yang bisa menampung tulisan kita, misalnya di blog, website, media sosial (surat kabar, majalah, tabloid dan sebagainya. Jika memungkinkan ide/pemikiran bisa dibuat lebih mendalam dalam bentuk buku. Selain itu alas an utamanya adalah bahwa Menulis berarti merekam sejarah. Apa saja yang kita tulis bisa menjadi pelajaran berharga bagi generasi yang akan datang. Oleh sebab itu tulisan yang kita buat sekarang bisa abadi sepanjang naskah tersebut diabadikan dalam bentuk media seperti buku atau bisa juga secara elektronik dengan menyimpannya di internet. Melalui tulisan, ketika kita sudah tiada, maka kita bisa meninggalkan sesuatu yang bermanfaat bagi generasi mendatang. Peristiwa dalam rutini¬tas kehidupan manusia dapat dire¬kam oleh sejarah. Dalam proses pemindahan fakta ke dalam teks-teks berbentuk sejarah kemudian dikenal ahli sejarah. Meski ka¬dang-kala proses pemindahan fak¬ta ke dalam bentuk teks seringkali dimanipulasi (kekuasaan). Seja¬rah tetaplah bagian penting dalam membentuk peradaban manusia. Sebuah tulisan lebih tajam daripada sebuah peluru, mengapa? Peluru bila melesat akan berakhir pada satu orang, tapi tulisan tak mungkin hanya berakhir pada seseorang. Tulisan akan dibaca kemudian disampaikan dari satu orang ke orang lain, demikian seterusnya. Begitu hebat bukan? Selain itu tulisan akan berusia lebih lama dari pada penulisnya, bahkan dapat menembus beberapa zaman. Karya apapun terutama sebuah tulisan tidak akan ada begitu saja. Harus ada sebuah usaha untuk melahirkan sebuah tulisan yaitu dengan “menulis”. Banyak peristiwa yang sayang bila hanya terekam dalam memori otak saja, karena tak ada orang yang mampu membaca apa yang kita pikirkan. Oleh karenanya menulis menjadi sebuah kewajiban bagi kita, untuk menyampaikan berbagai peristiwa yang akan menjadi sejarah dimasa depan. Karena itu menulislah untuk keabadian. BULUKUMBA, AGUSTUS 2016

Artikel keren lainnya:

MENULIS MEREKAM SEJARAH (Menulis untuk keabadian)

Apakah Anda mengenal Plato? Victor Hugo? Albert Einstein? Raditya Dika? Anda dan saya tentu tidak pernah mengenal langsung tokoh-tokoh tersebut. Tapi kita mengetahui mereka lewat karya-karyanya. Lewat tulisannya. Mereka boleh jadi telah meninggal puluhan, ratusan, atau ribuan tahun yang lalu. Namun tulisannya tetap dikenang dan memberi nuansa pemikiran bagi generasi setelahnya. Apa yang mereka tinggalkan menjadi inspirasi buat generasi selanjutnya. Bayangkan jika mereka tidak pernah menuliskan itu semua. Dijamin kita tidak akan mengenal mereka dan pemikiran yang telah mereka sumbangkan. Anda mungkin berkata, ya para tokoh tersebut bisa menulis karena mereka orang yang berbakat. Sedangkan saya? Menulis satu paragraf pun kesulitan. Sikap itulah yang banyak dipegang orang. Akibatnya mereka tidak pernah menuliskan pemikiran atau perenungannya walau cuma satu paragraf sekalipun. Menulis sebenarnya pekerjan yang sangat menyenangkan, apalagi jika dilakukan dengan sepenuh hati. Oleh sebab itu ada juga orang yang mengajurkan agar “menulis dengan hati”, sehingga tulisan yang dihasilkan juga mengalir seperti air yang turun dari tebing ke bawah bukit, lancar tanpa hambatan. Tulisan yang baik biasanya juga dihasilkan dari penulis yang menulis dengan ikhlas, tanpa beban dan mempunyai pengetahuan yang baik pula. “ Orang boleh pandai setinggi langit, tapi selama ia tdak menulis, ia akan hilang dalam masyarakat dan sejarah. Menulis adalah bekerja untuk keabadian.” ( Pramoedya Ananta Toer ) Setiap orang punya cerita. Setiap orang punya pengalaman hidup. Setiap orang punya keahlian. Setiap cerita, pengalaman dan keahlian dapat ditularkan kepada orang lain lewat menulis. Sebuah tulisan, akan mampu meneruskan cerita, pengalaman dan keahlian seseorang melebihi usianya sendiri. Barangkali itulah yang dimaksud oleh Pramoedya Ananta Toer bahwa menulis adalah bekerja untuk keabadian. Dengan tulisan, Anda meneruskan sepenggal kisah hidup Anda kepada generasi selanjutnya. Ketika menulis, biasanya orang-orang pada umumnya bingung harus menulis apa dan untuk apa tulisan yang akan dibuatnya. Memang, jika orang menulis tanpa tujuan, tentu saja hasilnya akan sulit dan dijamin hambar dan tidak bernilai. Menulis harus mempunyai tujuan yang jelas, ibarat kita bicara, maka jangan bicara asal bicara melainkan bicara yang ada manfaatnya. Salah satu cara agar kegiatan menulis bisa berjalan dengan baik dan lancar, maka kita harus mempunyai komitmen yang kuat terhadap rencana menulis tersebut. Komitmen yang kuat bisa tercipta jika kita mempunyai motivasi dalam menulis. Artinya, kita harus mempunyai alasan mengapa kita harus menulis. Jika alasan itu begitu kuat dan bisa mendorong semangat kita menulis, maka aktivitas menulis menjadi mudah dan lancar. Setiap orang tentu mempunyai alasan yang berbeda-beda dalam menulis. Alasan ini yang menentukan apakah seseorang itu nantinya akan menjadi penulis biasa-biasa atau menjadi penulis besar. Lalu, kenapa kita harus menulis? Kita bisa menjadi pintar karena banyak belajar yaitu dengan membaca berbagai tulisan, baik berupa artikel yang ada di surat kabar maupun buku. Bisa kita bayangkan kalau tidak ada satu pun tulisan yang ada di bumi ini, dan semuanya hanya mengandalkan ingatan saja. Maka ketika orang yang berilmu itu meninggal, maka ilmu yang ada diotaknya juga akan terbawa ke liang kubur. Setiap orang tentu mempunyai alasan yang berbeda-beda dalam menulis. Alasan ini yang menentukan apakah seseorang itu nantinya akan menjadi penulis biasa-biasa atau menjadi penulis besar. Ada banyak orang yang menulis karena ingin menuangkan Ide/pemikiran yang dimiliki oleh seseorang jika tidak ditulis dan di share ke orang lain, maka ide/pemikiran tersebut akan sirna dengan sia-sia, padahal mungkin saja ide/pemikiran tersebut bisa membantu menyelesaikan masalah orang lain, sehingga bermanfaat. Menuliskan ide/pemikiran juga bisa membantu orang lain bertambah wawasannya. Tulisan yang dipulikasikan akan dibaca oleh orang banyak sehingga manfaatnya semakin luas. Banyak media yang bisa menampung tulisan kita, misalnya di blog, website, media sosial (surat kabar, majalah, tabloid dan sebagainya. Jika memungkinkan ide/pemikiran bisa dibuat lebih mendalam dalam bentuk buku. Selain itu alas an utamanya adalah bahwa Menulis berarti merekam sejarah. Apa saja yang kita tulis bisa menjadi pelajaran berharga bagi generasi yang akan datang. Oleh sebab itu tulisan yang kita buat sekarang bisa abadi sepanjang naskah tersebut diabadikan dalam bentuk media seperti buku atau bisa juga secara elektronik dengan menyimpannya di internet. Melalui tulisan, ketika kita sudah tiada, maka kita bisa meninggalkan sesuatu yang bermanfaat bagi generasi mendatang. Peristiwa dalam rutini¬tas kehidupan manusia dapat dire¬kam oleh sejarah. Dalam proses pemindahan fakta ke dalam teks-teks berbentuk sejarah kemudian dikenal ahli sejarah. Meski ka¬dang-kala proses pemindahan fak¬ta ke dalam bentuk teks seringkali dimanipulasi (kekuasaan). Seja¬rah tetaplah bagian penting dalam membentuk peradaban manusia. Sebuah tulisan lebih tajam daripada sebuah peluru, mengapa? Peluru bila melesat akan berakhir pada satu orang, tapi tulisan tak mungkin hanya berakhir pada seseorang. Tulisan akan dibaca kemudian disampaikan dari satu orang ke orang lain, demikian seterusnya. Begitu hebat bukan? Selain itu tulisan akan berusia lebih lama dari pada penulisnya, bahkan dapat menembus beberapa zaman. Karya apapun terutama sebuah tulisan tidak akan ada begitu saja. Harus ada sebuah usaha untuk melahirkan sebuah tulisan yaitu dengan “menulis”. Banyak peristiwa yang sayang bila hanya terekam dalam memori otak saja, karena tak ada orang yang mampu membaca apa yang kita pikirkan. Oleh karenanya menulis menjadi sebuah kewajiban bagi kita, untuk menyampaikan berbagai peristiwa yang akan menjadi sejarah dimasa depan. Karena itu menulislah untuk keabadian. BULUKUMBA, AGUSTUS 2016

Artikel keren lainnya:

GENDER, PEREMPUAN DAN PEMBANGUNAN

Gender berasal dari kata “gender” (bahasa Inggris) yang diartikan sebagai jenis kelamin. Namun jenis kelamin di sini bukan seks secara biologis, melainkan sosial budaya dan psikologis. Pada prinsipnya konsep gender memfokuskan perbedaan peranan antara pria dengan wanita, yang dibentuk oleh masyarakat sesuai dengan norma sosial dan nilai sosial budaya masyarakat yang bersangkutan. Peran gender adalah peran sosial yang tidak ditentukan oleh perbedaan kelamin seperti halnya peran kodrati. Oleh karena itu, pembagian peranan antara pria dengan wanita dapat berbeda di antara satu masyarakat dengan masyarakat yang lainnya sesuai dengan lingkungan. Gender adalah perbedaan dan fungsi peran sosial yang dikonstruksikan oleh masyarakat, serta tanggung jawab laki-laki dan perempuan Sehingga gender belum tentu sama di tempat yang berbeda, dan dapat berubah dari waktu ke waktu. Gender bukanlah kodrat ataupun ketentuan Tuhan. Oleh karena itu gender berkaitan dengan proses keyakinan bagaimana seharusnya laki-laki dan perempuan berperan dan bertindak sesuai dengan tata nilai yang terstruktur, ketentuan sosial dan budaya ditempat mereka berada. Dengan demikian gender dapat dikatakan pembedaan peran, fungsi, tanggung jawab antara perempuan dan laki-laki yang dibentuk/dikonstruksi oleh sosial budaya dan dapat berubah sesuai perkembangan zaman. Ketika kita berbicara mengenai Kesetaraan Gender, kita berbicara tentang kesamaan di muka hukum serta kesetaraan peluang, termasuk peluang untuk mengemukakan pendapat. Kerap kali, hal kesetaraan gender adalah mengenai pemberian peluang yang lebih baik kepada perempuan dalam semua hal tersebut. Kesetaraan Gender adalah mengenai laki-laki dan perempuan dan merupakan pendekatan yang lebih komprehensif untuk menganalisis dan merencanakan intervensi pembangunan karena mempertimbangkan situasi dan kebutuhan laki-laki dan perempuan. Kesetaraan gender bertujuan melibatkan laki-laki dan perempuan dalam menyikapi permasalahan mereka terkait pembangunan, mereformasi lembaga-lembaga untuk membangun hak-hak dan peluang yang setara, serta mendorong perkembangan ekonomi yang menguatkan kesetaraan partisipasi. Pendekatan semacam itu bertujuan untuk memperbaiki kesenjangan yang terus ada terkait akses terhadap sumber daya alam dan kemampuan untuk mengemukakan pendapat. Peran gender adalah peran sosial yang tidak ditentukan oleh perbedaan kelamin seperti halnya peran kodrati. Oleh karena itu, pembagian peranan antara pria dengan wanita dapat berbeda di antara satu masyarakat dengan masyarakat yang lainnya sesuai dengan lingkungan. Peran gender juga dapat berubah dari masa ke masa, karena pengaruh kemajuan : pendidikan, teknologi, ekonomi, dan lain-lain. Contoh peran gender berubah dari waktu ke waktu sesuai dengan perkembangan jaman sebagai berikut. Pada masa lalu Beberapa berpendapat bahwa pemimpin wanita tidak akan efektif, karena wanita memang tidak ditakdirkan untuk memimpin dengan segala sensitivitas perasaan yang dimiliki akan tetapi di masa sekarang perempuan menjadi pemimpin misal perempuan menjadi bupati itu menjadi reward tersendiri bagi perempuan , di gedung Dewan Perwakilan Rakyat misalnya yang dahulunya hampir 100% dihuni oleh kaum lelaki sekarang kaum perempuan memiliki kurang lebih 50% dalam Dewan Perwakilan Rakyat tersebut. ada beberapa peran perempuan yang dahulunya hanya dibiarkan menjadi menghuni dapur sekarang bisa duduk sebagai pemimpin dalam pemerintahan seperti Cristiany Eugenia Paruntu (Bupati Minahasa Selatan, Sulawesi Utara), selain menjadi bupati Minahasa selatan periode 2010-2015 ia juga menjabat sebagai Presiden Direktur di PT Puspita Adhiniaga Indonesia sejak 1992, Presiden Direktur PT Chandra Ekakarya Pratama pada 2006, dan Direktur PT Partim Indomakmur, selain itu peran perempuan lainnya ada Hj. Asmin Laura Hafid, SE yang berhasil dilantik sebagai bupati perempuan pertama kab. Nunukan periode 2016-2021 dan beberapa peran kesetaraan gender lainnya. Peran gender bersifat dinamis. Dinamis dalam arti, dapat berubah atau diubah sesuai dengan perkembangan keadaan, dapat ditukarkan antara pria dengan wanita dan bisa berbeda lintas budaya. Mengupayakan peranan wanita dalam pembangunan yang berwawasan atau perperspektif gender, dimaksudkan untuk mewujudkan kesetaraan dan keadilan gender atau kemitrasejajaran yang harmonis antara pria dengan wanita di dalam pembangunan. Karena, dalam proses pembangunan kenyataannya wanita sebagai sumber daya insani masih mendapat perbedaan perlakuan (diskriminasi). Terutama, jika wanita bergerak di sektor publik dirasakan banyak ketimpangan, meskipun ada pula ketimpangan gender yang dialami oleh pria. Untuk mewujudkan kemitrasejajaran yang harmonis antara pria dengan wanita tersebut, perlu didukung oleh perilaku saling menghargai atau saling menghormati, saling membutuhkan, saling membantu, saling peduli dan saling pengertian antara pria dengan wanita. Berbagai perbedaan peran, fungsi, tugas dan tanggung jawab serta kedudukan antara laki-laki dan perempuan baik secara langsung maupun tidak langsung, dan dampak suatu peraturan perundang-undangan maupun kebijakan telah menimbulkan berbagai ketidakadilan karena telah berakar dalam adat, norma ataupun struktur masyarakat. Gender masih diartikan oleh masyarakat sebagai perbedaan jenis kelamin. Masyarakat belum memahami bahwa gender adalah suatu konstruksi budaya tentang peran fungsi dan tanggung jawab sosial antara laki-laki dan perempuan. Kondisi demikian mengakibatkan kesenjangan peran sosial dan tanggung jawab sehingga terjadi diskriminasi, terhadap laki-laki dan perempuan. Hanya saja bila dibandingkan, diskriminasi terhadap perempuan kurang menguntungkan dibandingkan laki-laki. Pengaruh utama gender barulah akan memberikan hasil secara lebih memuaskan, jika dilaksanakan oleh seluruh kalangan masyarakat, mulai dari yang tergabung dalam lembaga pemerintah, swasta seperti organisasi profesi, organisasi sosial, organisasi politik, organisasi keagamaan dan lain-lain sampai pada unit yang terkecil yaitu keluarga. Apakah akses yang diterima oleh pria dan wanita juga akan setara dan adil. Apakah manfaat yang langsung dirasakan oleh pria dan wanita sudah setara dan adil. Akhirnya, apakah pria dan wanita mempunyai kesempatan yang sama dalam melakukan control dan pengambilan keputusan. BULUKUMBA, 1 AGUSTUS 2016

Artikel keren lainnya:

APPASAU NAKKUQ (Mengobati Rindu)

Sejauh kaki melangkah Percikan buih-buih rindu selalu hangatkan kisah Di negeri ini negeri sejuta pau-pau Negeri sejuta mitos melegenda Datanglah kekasih Akan kusuguhkan kau cerita bahari yang melegenda Kisah yang menggetarkan kerinduan Tentang sawerigading bersama we cudai kekasihnya yang melanggar sumpah karena rindu kampung halaman Duhai kekasih, Datanglah ke kampung halamanku Akan kusambut kau dengan tarian Tari paddupa tari pakarena dan atraksi a'raga yang akan menggetarkan jiwamu Datanglah sayang, Akan kutemani kau menikmati ombak losari atau senja di pantai bira Sambil menikmati uhu-uhu,dumpi eja,sanggara pe'ppe bersama sarabba Datanglah sayang. Lepaskan lelahmu di rumahku Akan kusajikan kau coto makassar atau sop konro makanan yang akan kusajikan dengan penuh cinta untukmu Datanglah, Bukankah, negeri hitam-hitam dari kampungku masih misteri untukmu? Datanglah, Akan kutemani kau berpetualang menjawab misteri sejarah yang melegenda Di negeri hitam-hitam Negeri Rilalang embayya kajang Datanglah sayang. Tuntaskan sekelumit rindu cintamu. Bulukumba, 28 Juli 2015

Artikel keren lainnya:

Back to top